
Dibawah perlindungan apologi bahwa keyakinan, kepercayaan atau kebenaran yang dianutnya sudah pasti kebenarannya jadi untuk apa di uji.
Padahal ke-tidak mau-an itu sesungguhnya wujud dari ketakutan intelektual. Sebab bisa jadi ketika keyakinan, pemahaman atau kebenaran yang diyakininya di uji justru menunjukan kesalahannya.
Sesungguhnya dia tidak bisa/takut menerima bukti kesalahan atas keyakinan, kepercayaan atau kebenaran yang dia anut.
Sesungguhnya dia tidak bisa/takut menerima bukti kesalahan atas keyakinan, kepercayaan atau kebenaran yang dia anut.
Maka menjadilah ia intelektual penakut.
Analoginya : Seseorang memiliki jagoan, yang digembar-gemborkan kejagoannya, tapi tidak mau diajak bertarung, sebab dia takut jagoannya kalah.
Dan ketakutan intelektual ini betul-betul merusak proses perjalanan agama.
Iklan